Sejarah Desa

Sejarah Desa

Setiap desa pasti memiliki sejarahnya masing-masing demikian halnya dengan Desa Gesing. Sejarah asal muasal desa seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun dan disampaikan dari mulut kemulut. Desa Gesing di antaranya yang paling populer adalah kisah Sunan Geseng yang berdasarkan Versi Babat Tanah Jawi Galuh Mataram.

Tersebutlah seorang laki-laki bernama Ki Cakra Jaya dia hidup damai bersama anak dan istrinya di sebuah

Pada suatu hari datanglah Desa. Mata pencarianya adalah membuat gula nira. Biasanya sesudah tersebut sangat merdu, Ki Cakrajaya menyukainya tiap hari dia melagukan tembang menyidap nira dia melagukan tembang-tembang ciptaanya sendiri.Sunan Kalijogo, dia mangajarkan tembang yang berisi Dzikhir kepada Ki Cakrajaya, karena tembang ajaran Sunan Kalijogo itu. Tiba-tiba terjadi keanehan, sewaktu dia membuat gula nira tiba-tiba gula berubah menjadi Emas, tentu saja Ki Cakrajaya berubah menjadi kaya raya. namun hati Ki Cakrajaya menjadi gelisah, dia ingin bertemu dengan Sunan Kalijogo yang telah mengajarkan tembang berisikan Dzikir, dia ingin mengetahui makna Dzikir tersebut.

Pergilah Ki Cakrajaya mengembara mencari Sunan Kalijogo dan itu bukan pekerjaan yang mudah, sebab sunan Kalijogo itu kalau berda’wah keliling daerah, namun pada ahirnya Ki Cakrajaya dapat bertemu Sunan Kalijogo di sebuah Hutan .

“ Mengapa Kau mencariku ? ” tanya sunan Kalijogo .

“ Saya ingin berGuru Kanjeng Sunan “ Jawab ki Cakra Jaya.

Boleh saja tapi syaratnya berat, maukah kamu menungguku sambil bersujud di atas batu itu “ kata Sunan Kalijaga sembari menunjuk sebuah batu hitam yang terletak di tengah rerumputan, batu itu memang hanya cukup untuk bersujud atau bersila.

Saya Bersedia, “ Jawab Ki Cakrajaya.

Hari itu Ki Cakrajaya melaksanakan ujian yang di berikan Sunan Kalijaga, sementara Sunan Kalijaga meneruskan perjalanan untuk berda’wah.

Al-kisah Sunan Kalijaga karena kesibukanya terlupa pada Ki Cakrajaya hingga berbulan-bulan, pada waktu itu beliau di pulau upih baru teringat pada Ki Cakrajaya, beliau kemudian mengajak murid-muridnya mencari Ki Cakrajaya. Setelah sampai di daerah Bagelan, Sunan Kalijaga agak bingung karena tempat Cakra Jaya bersujud itu sekarang berubah menjadi hutan gelagah dan alang-alang, murid sunan Kalijaga di suruh memotong dan membabat hutan alang-alang dan Gelagah itu, tapi Ki Cakra Jaya tidak ketemu.

“ Jika dengan cara membabat hutan alang-alang tidak dapat di temukan, bakarlah padang alang-alang ini supaya Ki Cakra Jaya dapat di temukan” Kata Sunan KaliJaga.

Murid-murid Sunan Kalijaga kemudian membakar hutan ilalang itu, tak berapa lama kemudian hutan ilalang berubah menjadi abu. Cakra Jaya nampak masih bersujud di atas batu hitam, dia tidak ikut terbakar, hanya pakaian tampak hangus.

Cakra Jaya Bangunlah” kata Sunan Kalijaga.

Cakra Jaya Bangun, Menghormat kepada Sunan Kalijaga, Sunan Kalijaga terharu melihat kesetiaan muridnya itu, Cakra Jaya di ajari segala macam pengetahuan Agama, Aqidah, Didik dan Ahlak yang tinggi.

Setelah selesai dia di suruh pulang kerumahnya untuk menyiarkan Agama Islam dan di beri gelar Sunan Geseng.

Untuk mengenang peristiwa tersebut dan menandai daerah tersebut akhirnya Sunan Geseng menamai daerah itu dengan Geseng dan sekarang terkenal dengan sebutan Desa Gesing.